Menghargai Pelatih Kunci Sukses Meraih Kemenangan – Laporan Mengenai Olimpiade Tokyo 2020

Opening Ceremony Tokyo Olympic 2020 (sumber @bradleykanarisphoto)

Olimpiade Tokyo 2020 baru saja usai. Mungkin ada yang bertanya dengan angka 2020 padahal olimpiade sendiri dilaksanakan pada 27 Juli s.d. 8 Agustus 2021. Benar sekali, pandemi covid-19 yang masih terus menghantui adalah penyebabnya. Olimpiade Tokyo sejatinya memang direncanakan berlangsung pada tahun 2020. Namun mundurnya jadwal, tidak menurunkan semangat bangsa Indonesia yang diwakili para atlet untuk berlaga di ajang olah raga nomor satu dunia. Hal itu dapat dibuktikan dengan perolehan medali yang meningkat dari olimpide sebelumnya.

Pada olimpiade yang dilaksanakan di Rio de Jainero tahun 2016, Indonesia hanya memperoleh tiga medali. Semangat yang menggelora mewarnai kepulangan atlet Indonesia  dari Negeri Sakura dengan mengusung lima medali kemenangan. Apalagi dengan disabetnya medali emas dari cabor badminton oleh pasangan ganda putri Greysia Polii dan Apriyani Rahayu merupakan hadiah manis ulang tahun ke-76 Kemerdekaan Indonesia. Selain medali emas, Antoni Ginting juga mempersembahkan medali perunggu tunggal putra.

Windy Cantika Aisah dengan medali perunggunya (sumber @viral_news12)

Windy, Lifter berusia 19 tahun saat berlaga (sumber @highendmagazine)

Tidak hanya dari cabor badminton, tiga medali lainnya dengan bangga berturut-turut dipersembahkan dari cabor angkat besi. Medali perunggu pertama dipersembahkan oleh Windy Cantika Aisah. Eko Yuli Irawan yang harus menerima keunggulan musuh bebuyutan, Li Fabin, dan pulang membawa medali perak. Yang terakhir Rahmat Erwin Abdullah berhak naik ke podium menerima medali perunggu. Cabor angkat besi dan badminton memang konsisten menyumbangkan medali kemenangan untuk Indonesia sepanjang masa olimpiade dilaksanakan.

Sekarang kita kenalanan dulu dengan Windy Cantika Aisah. Menyumbangkan medali pertama untuk Indonesia di ajang bergensi Olimpiade Tokyo 2020 merupakan kebanggaan gadis berusia sembilan belas tahun ini. Perlu diketahui, Windy tidak menargetkan meraih medali pada event kali ini. Dikutip dari suara.com, Windy berujar, “Apa yang dikasih pelatih itu yang dikerjain, sama sekali   tidak menargetkan medali yang penting apa kata pelatih Windy kerjain.” Dengan menghargai dan mengikuti apa kata pelatih, hasilnya putri dari Siti Aisah, atlet angkat besi kelas dunia era 90an, berhak atas medali perunggu.

Menurut Windy, kunci suksesnya dalam menyambet juara di ajang Olimpiade Tokyo 2020 adalah tak lepas dari peran pelatih angkat besi, Dirdja Wihardja, yang selalu memberi semangat saat bertanding. Selain itu, dorongan dari orang tua, tekun berlatih, pantang menyerah, dan berserah kepada Tuhan, merupakan cara atlet muda berbakat ini yang telah memulai latihan angkat besi sejak kelas 2 Sekolah Dasar menjadi juara. (dn)

Leave a comment