Ambang Kehancuran
Peradaban sekarang sudah sangat modern, manusia disibukkan dengan teknologi, pekerjaan, dan segala macam urusan dunia. Jumlah kita pula semakin banyak, bahkan menurut data terbaru dari Worldometers jumlah penduduk di dunia telah menembus angka 8,05 miliar jiwa pada 28 Juli 2023. Jadi, tidak aneh kan kalau sekarang bumi semakin sesak dan rusak. Bayangkan 8,05 miliar jiwa dengan berbagai jenis kepribadian dan pemikiran bergabung menjadi satu, memberi inovasi baru, juga memunculkan masalah baru.
Pertama ada korupsi, ini adalah salah satu kasus kriminal yang marak terjadi terutama di antara pejabat tinggi. Menurut saya pribadi, korupsi itu wajar. Kebutuhan hidup sekarang harganya tinggi, kalau tidak korupsi bagaimana memenuhi? Penampilan juga penting untuk membangun reputasi dan meyakinkan orang lain untuk percaya pada kita, jadi kalau mau bergaya, mengambil beberapa ratus miliar tidak masalah bukan? Yang terpenting masih ada sisa untuk diberikan pada fakir miskin. Lagipula kalau dipikir-pikir, bukan salah kita mereka miskin, mereka yang terlalu bodoh dan lemah. Mengutamakan kesenangan sesaat dan rasa malas hingga menjadi bodoh, jadi untuk apa memikirkan mereka? Mungkin kalau di posisi kami mereka juga pasti akan melakukan hal yang sama. Sebaiknya, rakyat rendahan itu menjadikan kami contoh sebagai orang yang jujur dan berintegritas.
Kedua ada pembunuhan, ini banyak terjadi akibat egoisme serta rasa benci dan dendam. Tapi, bukankah kematian adalah takdir setiap makhluk hidup? Maka dari itu, tidak masalah jika kita menghabisi nyawa orang lain kan? Kita menghantarkan nyawa seseorang menuju keabadian. Orang yang baik akan pergi ke surga, benar? Kalau mereka orang yang buruk dan diadili di neraka sekalipun, artinya kita mengurangi populasi penjahat di muka bumi. Maka artinya tugas kita mulia, seperti para polisi dan pengadilan yang memberantas ketidakadilan. Jadi membunuh itu tidak masalah, karena pada akhirnya kita melakukan kebaikan entah untuk korban atau untuk dunia.
Ketiga ada pelecehan seksual, biasanya disertai oleh hawa nafsu. Kalau dipikir-pikir lagi, zaman sekarang mata sudah banyak terbuka, kebebasan juga dituntut dimana-mana. Artinya melakukan hal berbau seksual juga sudah tidak lagi tabu kan? Di samping itu, salah mereka sendiri mengapa menggunakan pakaian dan bertingkah yang menggoda. Kami hanya menikmati nikmat yang bisa dirasakan di depan mata.
Seperti tidak ada yang salah dari pemikiran di atas kan? Tapi hal itulah yang membuat dunia ini semakin mendekati kehancuran. Bayangkan jika suatu hari semua manusia berpikir seperti itu, menjustifikasi kejahatan dan mendahulukan nafsu serta keinginan mereka daripada moral dan hal yang benar.
Kenyataannya manusia adalah makhluk yang memiliki insting bertahan hidup, di saat tersudut kita bisa melakukan banyak hal tidak masuk akal yang entah dapat diklasifikasikan menjadi berapa kasus kriminalitas. Apa yang menahan kita selama ini? Hukum, hal yang berisi aturan yang harus kita patuhi dan sanksi apabila melanggar. Juga agama, mungkin di masa sekarang tidak banyak lagi yang peduli pada norma-norma dasar ini, padahal kenyataannya mereka ada untuk kebaikan. Merekalah yang membuat kita dapat menekan diri kita dari membenarkan kejahatan. Maka dari itu di generasi sekarang dan kedepannya, kita harus memperbaiki cara berpikir kotor dan perilaku yang tidak sepatutnya dari generasi terdahulu, serta mengimplementasikan dan terus menjaga yang baik.
Karena pada akhirnya, kitalah yang menghancurkan diri sendiri.
Ambang Kehancuran
Karya Tulis XII 2